Info inspiratif – Pemerintah Indonesia telah menetapkan target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim global. Salah satu strategi kunci untuk mencapai target ini adalah melalui penerapan konsep ekonomi hijau atau green economy.
Studi yang dilakukan oleh Center of Economics and Law Studies (CELIOS) dan Greenpeace Indonesia mengindikasikan bahwa transisi menuju ekonomi hijau dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap output ekonomi nasional. Diperkirakan, penerapan ini dapat menyumbang hingga Rp 4.376 triliun ke PDB dalam beberapa tahun ke depan.
“Baca juga: Uang Pajak dan Penggunaannya oleh Pemerintah Indonesia”
Menurut Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira, transisi ini juga diharapkan dapat menambah PDB sebesar Rp 2.943 triliun dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. Selain itu, adopsi ekonomi hijau juga diproyeksikan dapat menciptakan lapangan kerja baru yang signifikan, dengan potensi menyerap tenaga kerja hingga 19,4 juta orang.
Ekonomi hijau tidak hanya membawa perubahan pada sektor lingkungan, tetapi juga pada sektor ketenagakerjaan. Sektor-selktor yang terkait dengan energi terbarukan, seperti pertanian, perikanan, kehutanan, dan industri ramah lingkungan, diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan lapangan kerja. Selain itu, pendapatan pekerja juga diproyeksikan dapat meningkat sebesar Rp 902,2 triliun.
Salah satu dampak positif dari penerapan ekonomi hijau adalah kemampuannya untuk mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi di masyarakat. Contohnya dapat dilihat di Pulau Papagarang dan Pulau Messa di gugus Kepulauan Labuan Bajo-NTT. Di mana pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) off grid sejak tahun 2019 telah memberikan akses listrik yang penting untuk kegiatan ekonomi dan pendidikan.
“Simak juga: BMW R 1300 GS Adventure 2025, Motor Petualang”
Pendekatan ini bukan hanya memberikan energi bersih, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Membantu mengentaskan kemiskinan, dan mengurangi ketimpangan pendidikan yang sering kali terkait dengan ketimpangan dalam akses energi.
Ekonomi hijau juga telah terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan di banyak desa. Bahkan di daerah yang sebelumnya bergantung pada basis ekonomi pertambangan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang kuat. Ekonomi hijau dapat menjadi mesin penggerak kemajuan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Dengan mempertimbangkan semua potensi dan manfaat ini, transisi ke ekonomi hijau bukan hanya sebuah keharusan lingkungan. Tetapi juga sebuah kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat fondasi ekonominya dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.