Info inspiratif – Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara, saat ini tengah menghadapi cobaan berat akibat cuaca ekstrem yang melanda. Curah hujan tinggi dan angin kencang telah memicu banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah, khususnya di sepanjang Sungai Moro’o.[1] Dampaknya sangat signifikan, dengan lebih dari 4.000 jiwa dari 1.000 Kepala Keluarga terdampak langsung oleh bencana ini.
“Kami melaporkan kerugian besar, dengan sekitar 1.000 unit rumah terdampak beserta perkebunan dan area persawahan yang mengalami kerusakan parah,” ungkap Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari, pada Selasa (18/6/2024).
“Baca juga: Krisis di Pantai Santosa, Singapura Menghadapi Kerugian Besar Akibat Tumpahan Minyak“ [3]
Wilayah yang terdampak meliputi sejumlah desa di Kecamatan Mandrehe, Mandrehe Barat, Lahomi, Mandrehe Utara, dan Moro’o. Masing-masing desa seperti Simae’asi, Iraonogambo, Sisobambowo, dan banyak lainnya menghadapi tantangan serius akibat banjir dan longsor yang merusak infrastruktur vital seperti jembatan dan bahu jalan.[2]
Dalam upaya tanggap darurat, BPBD Kabupaten Nias Barat telah melakukan kaji cepat dan memulai perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi, termasuk tebing aliran sungai yang ambruk. Meskipun kondisi banjir mulai surut, risiko hujan lebat yang diprakirakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan potensi untuk memperburuk keadaan.
“Simak juga: Menteri Komunikasi Dan Informatika Ungkap Modus Baru Judi Online“ [5]
“Kami mengimbau masyarakat tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.[4] Hal ini termasuk memastikan saluran air tidak tersumbat dan menghindari daerah rawan bencana selama periode cuaca ekstrem ini,” tambahnya.
Bencana ini tidak hanya menyoroti kerentanan infrastruktur dan kehidupan masyarakat lokal. Tetapi juga mengingatkan akan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan komunitas dalam menghadapi bencana alam yang semakin sering terjadi. Dalam situasi sulit seperti ini, kolaborasi dan solidaritas merupakan kunci untuk mempercepat pemulihan dan meminimalkan dampak buruk bagi masyarakat yang terdampak.
[1] https://m.tribunnews.com/regional/2024/06/18/4-ribu-jiwa-terdampak-banjir-dan-longsor-di-nias-barat
[2] https://www.msn.com/id-id/berita/other/4-ribu-jiwa-terdampak-banjir-dan-longsor-di-nias-barat/ar-BB1ostc3
[3] https://infolangsung.org/berita/pantai-pantai-indah-di-sentosa-island-singapura/
[4] https://news.okezone.com/amp/2024/06/18/608/3022861/banjir-dan-longsor-terjang-nias-barat-4-ribu-jiwa-terdampak
[5] https://jangkauaninfo.com/berita/menteri-komunikasi-dan-informatik/