Info inspiratif – Roy Suryo, seorang pakar telematika, mengecam pemerintah karena tidak transparan dan tidak mau mengakui kesalahan terkait kegagalan Pusat Data Nasional (PDN) yang terjadi baru-baru ini. Dia mengkritik Departemen Komunikasi dan Informatika (Kominfo) karena tidak memberikan penjelasan yang memadai sejak awal mengenai penyebab pasti tumbangnya PDN.
“Meskipun ada laporan bahwa situasinya ‘sedang membaik’ hingga Senin, tidak ada kejelasan yang diberikan terkait penanganannya sejak Kamis minggu lalu,” ujar Roy dalam pernyataannya kepada Tribunnews.com.[1] “Mereka bahkan tidak bersedia untuk meminta maaf secara terbuka atau mengambil tanggung jawab seperti yang dilakukan pejabat publik di negara lain yang bertanggung jawab.”
Roy menyoroti ketidak transparanan Kominfo dalam mengungkapkan penyebab sebenarnya dari kegagalan PDN yang memicu spekulasi liar di masyarakat. Dia juga mengkritik dugaan bahwa Kominfo mungkin tidak memiliki cadangan data yang memadai untuk PDN, mengingat penanganan yang berlarut-larut.
“Baca juga: Penyakit Terkait Gangguan Saraf Otot Masih Banyak Disepelekan, Kenali Gejalanya“ [2]
“Saya curiga bahwa penanganan yang lambat ini disebabkan karena tidak adanya cadangan data yang memadai,” tambahnya.[3] “Jika memang ada cadangannya, pemulihan seharusnya tidak memakan waktu lama seperti yang terjadi sekarang.”
Roy juga mengecam kebijakan pemerintah terkait keamanan PDN, terutama setelah serangan ransomware yang menuntut tebusan besar. Dia mempertanyakan kesiapan infrastruktur PDN yang telah menghabiskan dana besar untuk menangkal ancaman semacam ini.
“Dalam konteks ini, pemerintah tidak menunjukkan keseriusan dalam menjaga data penting milik rakyat yang menjadi tanggung jawab mereka,” tegasnya.
“Simak juga: Gli Azzurri Memilih Lawan di Babak 16 Besar Euro 2024 Swiss Terdepan“ [4]
Kritik keras Roy ini datang setelah Kepala Badan Siber dan Sandi Negara akhirnya mengumumkan bahwa PDN jatuh karena serangan ransomware bernama Brain Cipher.[5] Namun, penjelasan ini dianggap terlambat oleh Roy dan menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam menangani kejadian yang berpotensi membahayakan keamanan data nasional di masa depan.
[1] https://m.tribunnews.com/nasional/2024/06/24/beri-kritik-ke-pemerintah-soal-tumbangnya-pdn-roy-suryo-tak-ada-minta-maaf-dan-tidak-terbuka?page=2
[2] https://infolangsung.org/berita/penyakit-terkait-gangguan-saraf-otot-masih-banyak-disepelekan-kenali-gejalanya/
[3] https://halloindo.com/tribunnews/beri-kritik-ke-pemerintah-soal-tumbangnya-pdn-roy-suryo-tak-ada-minta-maaf-dan-tidak-terbuka
[4] https://jangkauaninfo.com/olahraga/gli-azzurri-memilih-lawan-di-babak-16-besar-euro-2024-swiss-terdepan/
[5] https://nasional.kompas.com/read/2022/06/21/07324341/saat-meme-stupa-borobudur-berujung-laporan-polisi-dan-permintaan-maaf-roy?page=all