Pemerintah Usut Dugaan Mafia Stok Beras di PIBC
infoinspiratif.com –Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil tindakan tegas terhadap praktik curang yang merugikan petani dan masyarakat. Salah satu fokus utama saat ini adalah dugaan permainan mafia pangan dalam distribusi dan harga beras. Kementerian Pertanian telah menggandeng Satuan Tugas (Satgas) Pangan Mabes Polri untuk menyelidiki indikasi penyimpangan di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta.
Amran menyatakan negara tidak boleh kalah dari segelintir pelaku yang ingin merusak sistem pangan nasional. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga agar distribusi pangan tetap adil dan tidak dimonopoli oleh oknum tertentu.
“Baca Juga : Bentrok TNI-ORMAS Deli Serdang: Prajurit Dikeroyok, Kronologi.”
Berdasarkan data dari Food Station Tjipinang dan hasil investigasi lapangan, Mentan Amran menemukan adanya ketidakwajaran dalam alur distribusi beras di PIBC. Salah satu anomali mencolok adalah lonjakan volume beras keluar yang tidak sesuai dengan pola distribusi normal.
Biasanya, distribusi harian beras di PIBC berkisar antara 1.000–3.500 ton. Namun, ditemukan satu hari di mana volume distribusi melonjak drastis menjadi 11.000 ton. Selain itu, harga beras di tingkat penggilingan menurun, tetapi harga di konsumen justru naik.
Temuan ini menunjukkan adanya celah permainan yang bisa merugikan baik petani maupun konsumen, dan memperkuat dugaan adanya manipulasi pasar yang harus segera ditindak.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan ketimpangan mencolok dalam distribusi hasil pertanian. Menurutnya, petani rata-rata hanya menerima penghasilan Rp1,5 juta per bulan per orang. Sementara itu, para perantara atau tengkulak bisa memperoleh keuntungan hingga Rp42 triliun dari selisih harga sebesar Rp2.000 per kilogram pada produksi nasional sebanyak 21 juta ton.
Satgas Pangan Polri tengah menyelidiki dugaan manipulasi data distribusi beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta. Investigasi dilakukan setelah ditemukan anomali data: sebanyak 11.410 ton beras tercatat keluar dari pasar hanya dalam satu hari, yaitu pada 28 Mei 2025.
Kepala Satgas Pangan Helfi Assegaf mengonfirmasi bahwa pihak-pihak terkait belum bisa menjelaskan ke mana beras tersebut didistribusikan. Ia menegaskan bahwa jika data tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka kuat dugaan telah terjadi manipulasi stok beras secara sistematis.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mengakhiri praktik mafia pangan yang merugikan masyarakat dan petani.
Baca Juga : BBM Habis di SPBU Shell & BP-AKR”