Info Inspiratif – Puluhan murid dari SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami keracunan pada Selasa (26/9/2023) setelah mengonsumsi makanan aci mini (cimin) di sekolah mereka. Insiden ini mengundang perhatian besar dan memunculkan keprihatinan atas keamanan makanan di lingkungan sekolah.
Sebagian besar dari 34 murid yang terkena dampak masih dirawat di Puskesmas Saguling. Dengan sejumlah di antaranya mengalami gejala seperti diare, muntah, dan demam. Dr. Burhan, Kepala Puskesmas Saguling, mengonfirmasi bahwa 15 murid masih menjalani perawatan inap. Sementara 13 lainnya dirawat sebagai pasien rawat jalan. Tiga murid lainnya harus dirujuk ke rumah sakit terdekat karena gejala yang lebih serius.
”Baca juga: Mitos Terkait Nikotin Apakah Benar Tidak Bersifat Karsinogenik?“
Menurut laporan, gejala keracunan mulai muncul pada dini hari antara pukul 01.00 hingga 02.00 WIB. Memaksa para murid dan keluarganya untuk segera mencari bantuan medis. “Kami terus menerima pasien yang mengeluhkan gejala ringan hingga parah seperti muntah-muntah dan diare,” jelas Dr. Burhan.
Dr. Burhan juga menambahkan bahwa dugaan sementara penyebab keracunan berasal dari makanan cimin yang mengandung bumbu pedas. Hal ini sejalan dengan pengakuan Kemal Adhiyaksa, Camat Saguling, yang mengatakan bahwa para murid mulai merasakan gejala tidak enak setelah mengonsumsi makanan tersebut di sekolah pada hari sebelumnya.
”Simak juga: Memperkaya Khasiat Minuman Herbal untuk Kesehatan Tubuh dan Program Kehamilan“
Camat Saguling juga menyatakan bahwa pihaknya tengah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat untuk melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan. “Kami terus memantau perkembangan dari rumah sakit dan puskesmas, sembari berharap tidak ada penambahan korban dalam kejadian ini,” ungkap Kemal.
Insiden ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap kualitas dan keamanan makanan yang disediakan di lingkungan sekolah. Sementara itu, keluarga korban dan masyarakat sekitar diimbau untuk tetap waspada dan memberikan informasi terkait kondisi kesehatan anak-anak mereka kepada petugas medis terkait.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi semua pihak terkait akan pentingnya implementasi standar keamanan pangan yang ketat di institusi pendidikan. Dengan demikian, diharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Sambil kita berharap agar semua korban dapat pulih dengan cepat dan tanpa komplikasi lebih lanjut.