Info inspiratif – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa produksi beras Indonesia pada September 2024 diperkirakan akan mencapai angka yang belum pernah terjadi selama satu dekade terakhir. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras bulan depan diprediksi mencapai 2,8 juta ton. Ini merupakan pencapaian yang signifikan mengingat dalam sepuluh tahun terakhir, tidak ada bulan September yang mencatatkan produksi beras setinggi itu. Amran menegaskan dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI pada 26 Agustus 2024 bahwa, “Ini September 2,8 juta ton sebelumnya tidak pernah terjadi. Gerakan pompa dan oplah yang ada saat ini belum pernah tercapai dalam 10 tahun terakhir. Data ini merupakan pencapaian terbaik dalam lima tahun terakhir.”
”Baca juga: Dubai Resmi Izinkan Pembayaran Gaji Karyawan dengan Kripto“
Walaupun hasil produksi beras untuk September 2024 menunjukkan angka yang mengesankan, sektor pertanian Indonesia masih menghadapi tantangan besar akibat fenomena El Nino. Kekeringan berkepanjangan yang disebabkan oleh El Nino telah berdampak pada hasil pertanian secara umum. Meskipun produksi pada Mei mencapai 3,6 juta ton selama panen raya, angka ini mengalami penurunan pada Juni dan Juli menjadi 2 juta ton. Namun, produksi beras yang mencapai 2,8 juta ton pada Agustus menunjukkan bahwa upaya pemompaan dan peningkatan oplah mulai memberikan hasil yang positif.
Amran menambahkan bahwa meskipun produksi beras mengalami penurunan akibat kekeringan. Pencapaian September ini merupakan hasil dari berbagai upaya mitigasi yang dilakukan, termasuk pompanisasi dan peningkatan oplah. Data dari BPS juga menunjukkan bahwa produksi beras pada Oktober diperkirakan mencapai 2,5 juta ton. Yang merupakan angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.
“Simak juga: Ikan Sidat Berhasil Reproduksi di Indonesia“
Menteri Pertanian juga mengingatkan tentang potensi krisis pangan jika langkah-langkah pencegahan tidak dilakukan dengan serius. Dalam rapat tersebut, Amran mengungkapkan adanya surat dari BMKG. Yang ditujukan kepada Presiden dan Menteri terkait tekanan yang dihadapi sektor pertanian. Amran menyebutkan bahwa jika tidak dilakukan langkah-langkah seperti pompanisasi yang intensif. Ada kemungkinan impor beras bisa mencapai 3 juta ton, bahkan bisa meningkat menjadi 5 hingga 7 juta ton. “Kita harus mempersiapkan diri dengan baik mengingat kondisi iklim yang tidak menentu dan dampak kekeringan yang meluas. Tantangan ini memerlukan perhatian dan tindakan yang cepat untuk menjaga stabilitas pasokan beras nasional,” pungkasnya.
Dengan pencapaian produksi beras yang tinggi pada bulan September, serta upaya mitigasi yang dilakukan. Diharapkan Indonesia dapat mengatasi tantangan yang ada dan memastikan kestabilan pasokan pangan di masa mendatang.